Selasa, 30 Oktober 2012

Anti-Poverty, Pro-Prosperity


Terinspirasi dari sebuah novel the street lawyer atas rekomendasi seorang sahabat yang katanya bagus banget dan ternyata dia bener bener bener 100 persen. Sejauh ini sih saya membacanya masih sampai bab 5, tetapi benar-benar luar biasa bisa menggugah hati (seperti Gugah Nurani, en-ji-oo korea itu, hahaha), alhasil melalui buku ini memberikan komitmen baru dalam hidup bahwa tidak akan pernah berhenti membantu, sekalipun saya termasuk golongan yang tidak punya banyak, tetapi  dalam hal berbagi menjadi misi abadi. Ternyata Tuhan seringkali berbicara bukan hanya dalam konteks rohani, jadi kurang-kurangi kalian aktivitas yang 6 hari seminggu itu woy.

Novel tersebut bercerita tentang seorang pengacara yang bekerja disebuah biro hukum yang cukup mapan, berada didivisi yang paling potensial untuk kaya untuk mengeruk fulus dalam jumlah yang wah, dan merupakan divisi yang paling potensial dalam hal peningkatan karir. tetapi semuanya seakan tidak ada artinya ketika nafasnya berada diambang kematian, oleh kejadian seorang gelandangan yang menyandera dia dan teman-teman pengacara kaya-nya.  dia tersadar bahwa harga segelas kopi yang biasa diminumnya bahkan mampu menyelamatkan puluhan nyawa  para gelandangan, harga seporsi makan standarnya bisa menyelamatkan ratusan orang miskin. Kenyataanya,  tidak sampai satu persenpun dari penghasilan total pertahun disisihkan untuk orang miskin. Dan yang tidak sampai satu persen tersebut, hanya karna merupakan kewajiban kepemerintah sesuai dengan undang-undang negara setempat. Akhirnya momen ini menjadikan titik balik bagi hidup sang pengacara tersebut.

Meskipun uang melimpah tapi tidak pernah terbersit keinginan untuk membantu mereka yang miskin dan butuh perhatian. Ini sungguh sebuah realitas yang mengerikan, bagaimana kita bisa tertawa dengan segala kemewahan sementara terlalu banyak orang susah disekeliling kita yang bahkan tidak punya makanan alih-alih tempat tinggal? Jika kita termasuk orang seperti ini, allang ma gadong i!!

Tidak salah jika seorang Mahatma Gandhi berkata bahwa “ Dunia ini terlalu besar untuk kita, tetapi terlalu kecil untuk satu orang rakus”. Anda lihat bergitu rakusnya orang rakus itu, sampai dunia sebesar ini tidak membuat dia merasa puas.  Faktanya adalah orang miskin hanya diperbudak untuk menjadikan yang kaya lebih kaya sedangkan yang miskin tinggal menunggu sekarat dan meninggal. Bahkan, sepatu Adidas yang  dijual jutaan diluar negeri, hanya diberikan 5 ribu perak untuk upah kerjanya, padahal kencing di mall aja sudah harus bayar 2 ribu, artinya upah dari mengerjakan sepasang sepatu, hanya mampu membayar dua setengah kali kencing di mall.  

Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan jumlah warga miskin di DKI Jakarta mencapai 3,69 persen berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) pada Maret 2012. Walau saya tidak percaya sama sekali akan data itu. bagaimana mungkin jika hanya 3,69 persen orang miskin, begitu gampangnya menemukan mereka bertaburan dimana-mana.  Kemacetan Jakarta merupakan gambaran dari banyaknya orang mampu di kota ini, bagaimana jika 100 juta orang kaya mau membantu 100 juta orang miskin? Saya pikir masalah kemiskinan ini akan selesai. Tetapi masalahnya, selalu lebih mudah seekor unta masuk melewati lubang jarum daripada seorang kaya.

Saya selalu memiliki komitmen untuk  membantu mereka yang membutuhkan, selalu ada kesenangan jika dapat membantu orang, anda tidak akan pernah tahu jika suatu saat hal ini menimpa kita atau orang yang kita kasihi. Rumah kontrakan saya selalu terbuka bagi mereka yang membutuhkan, sekalipun saya terbatas tapi tidak akan pernah membatasi pertolongan saya bagi mereka yang butuh. Sepanjang hidup, saya sudah merasakan hal yang seperti ini, merasakan betapa pentingnya bantuan orang lain ketika kita butuh. Anda bahkan tidak akan pernah bertambah miskin ketika mau memberikan dari yang anda punya, realitanya; anda akan makin kaya dan semakin kaya.

Walaupun bukan termasuk orang yang punya banyak, tetapi saya ingin menjadi pribadi yang punya totalitas membantu mereka yang membutuhkan, tidak peduli jika pada akhirnya saya tidak bisa membeli barang yang kuinginkan, pakaian dengan merek tertentu yang kudambakan, serta tidak bisa menikmati fasilitas mewah seperti yang diimpikan banyak orang, tapi jalan terbaik yang harus kulakukan adalah memberi mereka bagian terbaik dari hidupku.  

Bagi mereka yang suka menceritakan kabar baik tapi pelitnya sumalin, bisa minta cuti dulu deh, mumpung staff departemen administrasi blom pulang!!

Selasa, 28 Agustus 2012

Java Road Trip


RM Pujasega, Garut


Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga untuk liburan senang tenang bareng teman-teman seperjuangan semasa di Aceh dulu. Setelah ada yang capek bekerja, capek ngurus usaha,juga ada yang capek jual CV buat penawaran tertinggi. Liburan sepertinya merupakan  opsi yang paling masuk akal untuk mengembalikan semangat juang setelah sepanjang tahun ini pikiran dan tubuh sudah bekerja maksimal, jadi tidak ada salahnya memberikan bonus  relaksasi buat si tubuh. 





Inilah namanya berkah dari sebuah perbedaan, mereka yang lebaran, kami bisa liburan. jadi jelas terlihat ada simbiose mutualisme, percayalah kawan bahwa dunia tidak akan pernah indah jika hanya terdiri dari warna kuning telor dan satu jenis kelamin.  heran aja di jaman sekarang ternyata masih ada mahluk  yang tidak bisa menghargaiperbedaan bahkan rela mengkhianati hasil karya (baca ;lagunya) sendiri demi menentang mereka yang berbeda dengan dirinya!

Kami berangkat dari Gerobak Pasir Carwash yg recomended itu. berangkat berempat yang terdiri dari mas-mas sing ganteng dan simboke sing cantik-cantik pisan. Destinasi awal ke Garut kota yang terkenal dengan dodol Garut-nya, keindahan alam yang ruar biasa bagus, berbagai macam kuliner, hawa yang dingin,  dan tentu saja pusat kerajinan kulit yang sudah mendunia itu. Sesampainya disana berkat bantuan GPS kami langsung menuju Sukaregang Leather craft center. Kami mengunjungi toko sepanjang jalan tersebut untuk melihat hasil karya anak bangsa, hasilnya? Kami sangat antusias dengan Karya-karyanya yang sungguh bagus dan potensial untuk dijajakan, hanya perlu sedikit peningkatan desain yang lebih kreatif  supayanya bisa bersaing dengan produk kulit brand terkenal. Berbagai inspirasi muncul dari kunjungan ini, salah satunya peluang bisnis yang memang menjadi millennium development goal kami. ide-ide usaha tersebut muncul begitu saja di lokalisasi Sukaregang, yah untung-untung tipislah.

Setelah bosan berkeliling perutpun terasa lapar, kami mencoba mencari makan di restoran Cibiuk, setelah menempuh perjalanan yang sebenarnya tidak begitu jauh tp muacet kami tiba di Cibiuk, kabar buruknya tidak ada lagi tempat yg tersedia karna semua meja telah di reservasi, maklum saat itu juga masih bulan puasa dan kami tiba disana tepat 15 menit sebelum bukaan. Kami putuskan untuk makan bebek goreng dipinggir jalan, walau makannya tidak sesuai ekspektasi tp lumayan demi menganjal perut  sebagai modal melewati malam yg dingin di kawasan cipanas ini.

Setelah makan malam kami memutuskan ke penginapan yang telah dipesan sebelumnya, harganya lumayan bagi kami yang berkantung tipis (isi dompet hanya terdiri dari ktp dan kartu keluarga). kami putuskan iseng-iseng untuk Tanya-tanya harga penginapan sembari menuju hotel yg sudah dipesan. Hotel pertama harganya tidak jauh beda dengan hotel sebelumnya dan kami memilih untuk bertanya ke salah satu penginapan lagi, alhasil setelah menemukan hotel yg lumayan bagus dan tawar menawar harga siapa tau masih bisa dinego karna memang kondisi penginapan sekitaran cipanas tersebut tergolong sepi,  hal ini dikarenakan menjelang lebaran dan orang sibuk dengan keluarga masing-masing.  Akhirnya kami menemukan harga yg jauh lebih murah dan kami putuskan untuk menginap dihotel tersebut untuk 3 malam, dan DP untuk booking ke hotel yangpertama dikembalikan 100 persen. Alhamdulilah,lumayanlah untung-untung tipis!!

Sebenarnya ke Garut merupakan kali keduaku seumur hidup setelah yg pertama terjadi sekitar 16 tahun yang lalu. Warga garut terkenal dengan ramah gilanya bo, beda banget dengan warga metro yang super egois dan gampang esmosi. Jadi di Garut aku seperti mengenang masa mudaku dulu ketika pertama kali menginjakkan kaki disini, banyak kenangan kebahagian yang tak terlupakan bersama dengan orang2 yang sangat special yang tentunya  bukan dengan seorang cewe jangkung berpaha putih(Jerapah) seperti yang anda bayangkan.

Hari-hari kami selama disana selalu berkunjung ke pusat kerajinan kulit tersebut, sebenarnya tidak direncanakan sih, tapi entah mengapa roh-roh perbisnisan sepertinya selalu mengarahkan kami untuk berkunjung kesana setiap hari, ini akibat permintaan barang akan kulit meningkat pesat diinbox hape kami.  Selain itu kami juga mengunjungi Ngamplangyang seingatku, dulunya memiliki pemandangan yang sangat indah dan hawa yang super sejuk, bahkan pernah juga merasakan bermain golf disana,tapi  ternyata kondisinya sudah jauh lebih buruk dibandingkan dengan 16 tahun lalu.

Kami juga berkunjung ke Sampireun, sebuah Penginapan dengan pemandangan ala kampung penuh romantisme, danau buatan yang indah,  plus kano/sampan yang lumayan mahal dan siap mengantar sarapan  pagi anda langsung didepan kamar. bener-bener takjub lihat pemandangan yang seperti ini, ga heran begitu banyak manusia (bukan tamu hotel)yang lalu lalang hanya untuk menikmati panoramanya, termasuk rombongan kami yang rendah hati ini. 
Agenda sebenarnya pengen lihat lokasi untuk foto pre-wed salah satu anggota rombongan.  keren banget sih, tapi sepertinya yang bersangkutan tidak punya cukup waktu. maklum saja,  dia bekerja dilembaga Korea yang terkenal dengan kerja keras dan minus income.Terlalu banyak hal yg perlu dipertimbangkan untuk pre-wed disampireun, oh well mungkin dia lebih baik cari opsi lain saja buat foto pre-wed-nya, di jalur busway misalnya!

Oh ya, selama di tempat ini kami tidur sekamar berempat tapi kekudusan tetap poin paling utama yang kami junjung tinggi seperti pesan kakak PA. Perang kentut tak terhindarkan lagi, apa boleh buat kesempatan seperti ini tidak datang 2 kali. Salah satu hal penting untuk mengisi kebersamaan ini adalah dengan perang kentut, aroma nomor dua,kebersamaan yang terutama. Hidup akan semakin indah jika baunyabener-bener tajam! Inilah namanya kebersamaan KaWe Premium.

Selama di Garut selalu berusaha menyelesaikan cita-cita negeri untuk menikmati Cibiuk. Kali ini kami datang jauh sebelum jam buka puasa, walaupun rasanya pas-pas an tapi suasana dan panorama restaurant tersebut cukup untuk menutupi rasa kecewa kami. Berat rasanya memang untuk meninggalkan kota Garut, karna jujur, bahkan ketika kita tidak melakukan apa-apa pun diGarut sudah cukup nikmat, apalagi jika melakukan apa-apa…..MengGaruk misalnya.

Suatu hari kami akan kembali sebelum si kawan mengikat janji, penting sekali untuk follow up bisnis yang untung-untung tipis itu. Kami benar-benar sangat menikmati kota dan kebersamaan kami ini.  
Terpujilah Nama-Nya untuk setiap keindahan yang dianugrahkan kepada kita..Mari melompat dan tepuk tangan sampai tangan kapalan!!

Kebumen, arti dari sebuah ketulusan


Setelah 3 hari menikmati kota Garut nan seksih, kami melanjutkan perjalanan menuju Kebumen, entah apa sebenarnya yang ditawarkan kota ini untuk kami nikmati nantinya, kami juga tidak tau, yang pasti kami tetap mau melangkahkan kaki untuk tinggal beberapa hari disana. salah satu tujuannya, kami pengen sekali bertemu dengan seorang sahabat yang sudah beberapa tahun tidak bertemu, yang kebetulan dia sedang tinggal di Kebumen, selain mencari job seekers yang bersedia ditempatkan di Jakarta.

Perjalanan dari Garut menuju Kebumen cukup lama, macet tak terkira. Belum lagi banyaknya sepeda motor yang lalu lalang tak tentu arah, mobil pribadi plat B yang katanya asal kota Metro  minim tata krama mengemudi sesuka hati nenek moyangnya saja, untung kami masih bisa menguasai diri setelah belajar cara menguasai diri ala Ajahn Bram melalui bukunya yang terkenal itu. Kemacetan saat itu hanya menimbulkan sedikit emosi, sisanya sukacita tanpa cukur bulu.

Setelah menempuh perjalanan sekitar 9 jam, tibalah kami di Kebumen, Arahan dari sobat kami itulah  yang mempertemukan kami dengan dia yang sedang menunggu didepan tugu entah siapa itu. Kamipun menuju rumahnya yang terletak diatas bukit. Setelah tiba dirumahnya, cipika-cipiki dengan teman tersebut, kami agak sedikit terkejut akan penerimaan keluarganya atas kedatangan kami. Mereka bahkan masih setia menunggu kedatangan kami walau sudah tengah malam dan gelap gulita menyelimuti dunia saat itu. Kami ngolor-ngidul sebentar sambil menikmati lontong buatan teman yang memang hobby masak, masakannya enak tenan hanya beda tipis dengan master chef, bedanya master chef ada jurinya yg gayanya menjijikkan sok serius gitu, sedangkan yang ini ditemanin anggota keluarga yang senyum-senyum simpul.

Kebumen saat itu benar-benar dinginnya menusuk ke tulang, tapi terasa hangat dan tersanjung akan penerimaan keluarga ini terhadap kami. Rumahnya jauh dari kesan mewah tapi penerimaan dan ketulusan mereka menampung kami benar-benar memberikan kehangatan tersendiri. Ketulusan ini bisa anda lihat dari wajah mereka yang tanpa kepura-puraan, sukacita alami mengalir dan jelas terpancar dari sana, kami bersyukur bisa mengenal sebuah keluarga baru.


Akibat rasa lelah sepanjang perjalanan, kamipun bersiap untuk tidur, dikarenakan hanya ada satu kamar yang tersedia , kami berdua yang cowo tidur di bangku ruang tamu + ruang makan yang baru saja kami duduki. Bermodalkan kain sarung kamipun mencoba untuk tidur, berhubung sarungnya hanya mampu untuk menutupi sebagian tubuh, jadilah ketika sarungnya ditarik kearah kepala, bagian kaki akan mengalami kedinginan luar biasa dan demikian sebaliknya. Belum lagi akibat kedinginan sering bangun di tengah malam, pikir-pikir sebentar antara mau kencing dipohon samping rumah atau ditoilet selama setengah jam, keputusan telah diambil dan sipohonlah yang jadi sasaran air mancur mini ini.

Dini hari saya sudah bangun, untung saja 2 gelas kopi sudah tersedia dimeja,  yang satu merupakan jatahku sedangkan yg satunya jatah menantu sang pemilik rumah. Gelas kopiku sudah habis, tatapanku mengarah kegelas yang satunya lagi masih terisi penuh, mumpung yang punya rumah ga lihat, gw sikad juga dah tuh kopi, dan ketika timbul pertanyaan akan keberadaan kopi tersebut, sebagai seorang laki-laki sejati anda harus benar-benar menjawab jujur setiap pertanyaan yang muncul, dan saya hanya menjawab "tadi dah diberaki lalat"!! (padahal awaq boong terhadap pembaca) Beres!! Itulah arti sesungguhnya dari seorang laki-laki sejati

Paginya setelah sarapan, kami jalan-jalan keliling Kebumen untuk sekedar melihat-lihat sambil nyari rumah "teman". Akhirnya kami menemukan rumah "teman" tersebut untuk kami singgahi di malam kedua, bukan apa-apa, cuma rasanya lebih sopan jika menginap dirumah sahabat tersebut tidak lebih dari 2 malam. secara kita berempat bo, cost-nya terlalu besar.

Selanjutnya dihari yang sama, kami berkeliling lebaran kerumah teman-temannya teman kami itu yang sedang kami temani, seperti biasa beragam makanan pasti tersedia dimomen lebaran seperti ini, tape  salah satu menu yang kulahap sedemikian rupa, hal ini pengingatkan saya akan lirik sebuah lagu masa kecil saya yang berbunyi seperti ini “tape –tape, obatni na male, diallang jadi TE” hahahaha… perut kenyang, hati tenang minimal sampai ke simpang.

Malam harinya kami bermaksud untuk pamit kekeluarga teman kami, karna harus menginap dirumah “teman” kami yang satunya lagi. Dan hal yang paling mengharukan ternyata kami telah dihidangkan opor ayam kampong untuk kami makan. Mungkin buat anda ayam kampong tidak begitu spesial, tetapi saya tau persis arti yang sesungguhnya, ayam kampong hanya akan dihidangkan bagi tamu yang special, itu sebagai bentuk penghargaan kepada tamu yang datang. buat mereka daging ayam kampong merupakan symbol dari penghargaan, kesenangan dan kesan yang indah. Dan perlu anda ketahui ayam kampong tersebut sengaja dibeli khusus untuk kami.

Saya jadi teringat hal yang seperti ini bahkan terjadi dikeluarga kami. Tamu yang spesial akan dapat jatah berupa hidangan ayam kampong sebagai ucapan trimakasih dan syukur, setiap anggota keluarga yang mau bepergian jauh akan mendapatkan ayam kampong sebagai menu paling mewah.  Sampai sekarang saya selalu kangen masakan ayam kampong ala ibu sinaga.  Memang ayamnya kampungan tapi rasanya bo, jauh lebih nikmat daripada ayam kampus apalagi ayam kampret…

Tidak sampai disitu saudara-saudara, kelapa muda yang sudah kami impikan sejak siang hari juga ternyata sudah dipetik beberapa buah, bener-bener seperti mimpi dibawah pohon kelapa rasanya ketika mendapatkan kejutan special seperti ini. Seperti kata pepatah, “kelapa yang benar berada diperut orang yang benar pada saat yang benar-benar…..haus kelapa muda” . pribahasa ini cocok bagi kawula muda yang hampir hamil muda.

Tulus sebuah kata yang hanya mudah diucapkan, tapi tidak semua orang mampu melakukannya. Tulus mengagambarkan sesuatu yang tampa pamrih dan kata yang mematahkan sejuta argumentasi.  Mungkin banyak orang disekeliling anda yang mudah berkata “ kalau kekota A atau B datanglah berkunjung, menginaplah disana dan janji-janji manis lainnya. tapi jangan heran ketika anda sudah berada disana, orang yang anda temui bahkan susah dihubungi karna hape sudah dimatikan”.

Kebumen, membukakan mata kami untuk lebih mengerti akan arti dari sebuah ketulusan melalui penerimaan keluarga ini. Ketulusan tidaklah harus terkesan mewah dan menghabiskan banyak duit, tapi senyum dan pintu rumah yang terbuka rasanya sudah cukup. Senang mengenal keluarga baru di Kebumen, kami akan selalu berdoa supaya keluarga mereka dilimpahi berkat.

Trimakasih sudah menerima kami para pelancong jalanan bukan gelandangan!!!


Senin, 27 Agustus 2012

Purworejo - Yogyakarta “Slamatkan Bumi”


Dari Kebumen kami menuju Yogyakarta, sebenarnya dari awal kami tidak punya rencana untuk berangkat kekota ini, berhubung terlalu jauh dan based on  pengalaman si Ratu dimasa lalu, kota ini selalu dipenuhi mahluk-mahluk berambut halus tanpa rebonding setiap hari raya. Tapi ternyata pesona kota Yogya dan si dia yang telah menunggu disana mematahkan segala “theory pertimbangan” itu.

Kami berangkat menuju Yogyakarta sekitar jam 9 pagi, jalanan macet, sehingga cukup menguras waktu dan tenaga. Kami tiba di Purworejo sekitar jam 13.00 wib, hampir 4 jam perjalanan yang seharusnya hanya butuh sekitar 1 jam. Kami sudah ditunggu sobat kami nan seksih baik pisan yang kebetulan sedang berada di Purworejo dirumah orang tua-nya. Dari bbm terlihat dan dari teleponnya terdengar bahwa sobat kami ini sedang memasak soup ayam terbaik sebagai santapan makan siang kami nantinya.  “Soup Ayam” hanyalah merupakan kata-kata pancingan untuk makan siang gratis, dan sepertinya berhasil.

Di Purworejo kami dijamu dengan sangat baik, senang rasanya bertemu dengan sobat ini lagi, karna sekalipun sama-sama di Jakarta tapi memang jarang sekali bisa bertemu, hanya terhubung dengan group di bbm dengan nama d’tungirs sekedar menutupi rasa kangen. Inilah akibat kota Jakarta yang makin hari makin muacet dipemerintahan si kumis, that’s why slogan “Jakarta without mustache much better” tidak diragukan lagi kebenarannya.

Ternyata dirumah itu tidak hanya tersedia soup ayam seperti prediksi kami sebelumnya, tetapi berbagai makanan yang enak sudah terhidang, buah-buahan, menu bukaan puasa, dan semua makanannya enak tak terkira, seenak melihat muka sobat kami ini yang riang gembira cantik pisan menerima kedatangan kami. Blom lagi bisa bertemu anak-anaknya yang ganteng-baik - bijak dan sopan (Kevin, yang sehabis kentut baru permisi untuk minta maaf), lukisan keponakan-nya yang keren, dan “Fitrahnya om, fitrahnya om” yang selalu di teriakkan Ico. Kami sangat senang bertemu keluarganya. Mereka sangat baik. cerita berbagai pengalaman mereka dimasa mudanya, pengen rasanya punya keluarga yang romantic seperti itu sampai masa tua mereka. Sungguh indah bisa bertamu kerumah ini. Purworejo bener-benar memberikan kekuatan kepada kami untuk menempuh perjalanan selanjutnya ke kota Yogya…cieilehhh




Di Yogya tiba sekitar jam 3, kami sudah ditunggu temannya teman kami yang belum berteman dengan kami tapi akan segera temanan. Diseberang sana dia menunggu dibawah pohon besar didepan kafe dengan bangunan kuno itu. Dia tidak menyadari kedatangan kami sampai pada panggilan si Wanted yang ketiga kalinya. Datang dengan membawa sepeda yang sudah dilipat untuk dimasukkan kebagasi. Kesan pertama yang muncul adalah “dia pasti salah satu generasi biru yang akan menyelamatkan bumi”. Setelah kenalan kamipun memutuskan untuk ngopi sambil ngemeng-ngemeng.

Sambil makan-minum-duduk-santai, kami ngobrol-ngobrol sampai menuju pada sebuah rahasia tua yang telah berumur terbongkar. The most Popular word for that day was “My Koala” wakakakkakakakakka..huahahhahahaha..hehheheh..hoooaoaoa.. Indeed these word are a sexiest nickname ever!!!

Perut kenyang, mata melek karna segelas kopi kamipun memutuskan untuk menonton sebuah film “perahu kertas” yang diangkat dari sebuah novel yang cukup terkenal. lumayanlah, jauh lebih bagus  dari novelnya Fredy S sang penulis yang akrap dengan kata-kata “wanita itu datang tanpa sehelai benangpun ditubuhnya..hahhaha (surprisingly that she know Fredy S very well) tapi sayangnya masih bersambung gitu, jadi mau ga mau harus mengeluarkan dana ektra lagi untuk menonton sambungan film tersebut. Dari mall setempat tak lupa kami bawa oleh-oleh “dalaman” sebagai pengganti stok yang sudah menipis.




Kami tiba dirumah teman kami hampir jam 10, kami bertemu dengan keluarganya yang ternyata baik-baik banget, sempat melihat-lihat karya lukisan adek teman kami ini yang luar biasa bagus, bagaimana mungkin seumuran dia sudah bisa menghasilkan mahakarya seperti ini? Sedangkan saya yang sudah berumur tiga puluhan hanya mampu melukis dengan pemandangan gunung-gunung dan matahari berada persis diantaranya, itu doang!!.

Kami masih menyempatkan untuk makan malam, soalnya sayang banget makanan seenak-enak itu ga di “sikad”, disamping memang karna lapar. Makanannya taste Padang banget, sehingga cocok dilidah kami yang memang Sumatra ini. Makanan ini mengingatkan kami akan memori 2 tahun lalu ketika sama-sama bekerja disebuah lembaga di Pariaman akibat gempa bumi pada saat itu, sungguh sebuah kenangan-manis-kebersamaan yang tak terlupakan.

Ketika memasuki kamar, saya sangat terkejut dengan banyaknya buku-buku dikamar itu. Sangat jelas terlihat bahwa keluarga ini benar-benar keluarga yang sangat mencintai pendidikan, orang tuanya saja sebagai dosen di salah satu universitas paling bagus di kota itu. Aku tersadar dan mengerti kenapa selama ini lebih banyak cangkul daripada buku dirumah kami adalah hanya karna orang tua-ku seorang petani..ini ternyata alasannya, baru tau saya…hehehehe

Setelah bangun pagi, mandi dan sarapan, kami berniat ke pasar untuk survey produk yang cukup potensial untuk dibisniskan, sebenarnya cukup banyak kerajinan yang ada disana dengan harga yang cukup murah, tetapi sepertinya kopi dan jajanan dibawah sana jauh lebih menggiurkan daripada muter-muter pasar. Kami putuskan untuk mencicipi beberapa jajanan ala Yogja.
Dari pasar tersebut kami keluar dari daerah sekitaran Malioboro karna memang macet gila disana. Kami menuju café yang menjual makanan khas Jogja, yaitu Gudeg. Oleh karna saya dan teman saya tidak begitu suka dengan makanan tersebut kami memutuskan untuk membeli makanan tidak jauh dari situ.

Berhubung besoknya kami berencana pulang, kami mencoba mencari sedikit oleh-oleh, ini sebagai bukti kalau kami baru saja menginjakkan kaki di Jogja. Oleh-oleh ditemukan, salak pondoh yang terkenal itu dibungkus, tibalah saatnya untuk berkaraoke ria. Walau suara pas-pasan yang penting happy.  Malam itu Jelas terlihat bahwa kami benar-benar bahagia dan cenderung agak sedikit menggila, lagu project Pop “ingatlah Hari Ini” merupakan lagu menutup paling pas..hahahahaha

Setelah makan malam, tidur karna harus terbangun dini hari sekali untuk menghindari muacet dijalanan, paginya kami diberangkatkan walau dia harus ikut berkorban dengan terbangun di jam-jam yang pada dasarnya jam paling enak tidur. Trimakasih sudah menampung kami, senang sekali bisa kenal dirimu sobat, udah baik, pintar anak S2 lulusan Belanda pula.  Trimakasih untuk jamuannya selama kami berada disana, suatu saat perjalanan ini akan menjadi rangkaian sebuah cerita bersambung untuk anak-cucu saya kelak.
Senang bisa kenal dirimu yang baik hati dan tidak sombong, low profile high profit.

Dan kita bukan orang Korea, my koala!!! LOL

Kamis, 19 Juli 2012

Suara keras, tampang marsuhi-suhi, karakter kuat dan selalu bernyanyi…..Aku Batak!!



Iyah saya orang batak, ada pertanyaan? Bosan banget dengan komentar orang yang selalu protes terhadap logat suku tertentu. Memangnya logat mana yang sudah di tetapkan undang-undang jadi standar logat di Negara ini?  bagi sebagian orang akan mencoba untuk menyembunyikan identitas logat beserta kambing-kambingnya hanya demi gengsi, tapi saya tidak. Suara keras, tampang marsuhi-suhi, karakter kuat dan selalu bernyanyi..ya..aku batak!!!

BATAK KALI KAU! Adalah kata-kata yang bukan hanya sering keluar dari mulut mereka yang bukan batak tapi nyatanya mereka yang jelas-jelas batak juga sering sekali mengeluarkan kata-kata yang seperti ini. Mereka merasa ketika berhasil menghilangkan kekentalan logat bataknya merupakan suatu pencapaian yang luar biasa. Menjijikkan sekali memang mendengarnya tetapi apa boleh buat, saya jamin mereka hanya kumpulan orang batak pecinta drama Korea.

Orang batak tidak terlahir sebagai manusia yang suka basa-basi, berbicara langsung ke inti permasalahan. Kalau ga suka langsung bilang tidak.  kalau suka bilang “holong Rohakku tuho ito, olo do ho tu au? Molo olo bah mauliate, molo so olo bah lubangni ..” itu baru orang batak.

Jadi buat saya, tidak ada alasan untuk malu sama identitas kita, tidak perlu menyembunyikan siapa anda, tak perlu malu dengan logat anda yang sudah ada sejak lahir itu, toh logat itu ga akan berubah sekalipun sudah makan keju dipagi hari, pecel lele di siang hari dan kambing guling di malam hari. Tidak perlu menghilangkan marga demi kemudahan cari kerja, kalau otak anda memang bisa dijual mau marga anda sepanjang rel kereta api-pun tetap aja gampang cari kerja. Berhentilah berpura-pura sobat, sipata tiop hamu tiang I, baen kopim dua seddokna..intinya bagi yang sering pura-pura dan sering menertawai sang logat satu kata buat kalian..TUNGIRRRRRR!!!
 adong mandok pisang??


Selasa, 10 Juli 2012

its me.. and my..: :) My Odi :(

its me.. and my..: :) My Odi :(: Odi saya mau datang tanggal 5 dan 6 Juli. Sebelumnya sih udah ketemu sama ini Odi, tapi mungkin karena baru kenal, saya yang tergolong ana...

Rabu, 18 April 2012

SeKen (Seni Kentut)


Kentut adalah sebuah kata dan tindakan yang akan menghasilkan beragam ekspresi pendengarnya. Beragam ekspresi yang diakibatkan oleh kentut ini,  ada yang girang, bahagia, marah, murung, kesal, malu-malu, bahkan tak jarang ada yang minta nambah. Pastinya setiap orang punya pengalaman yang manis-pahit, sedih-bahagia. Tetapi apapun itu kentut adalah salah satu bukti keberadaan kita didunia ini, bukti identitas kita sebagai manusia. Bayangkan ketika kita tidak bisa kentut, apa yang akan terjadi? Saya jamin anda pasti akan merindukan suara merdu dan bau asem-nya. Alkisah, ajang saling tunjuk di gedung DPR ketika sedang membahas kenaikan harga BBM ternyata bukan karna perbedaan pendapat, tapi nyatanya hanya diakibatkan oleh kentut.

Cinta dan kentut itu hanya beda tipis, kalau cinta hanya akan membuat kita terkadang bahagia dan menangis, tetapi dengan kentut selain hanya membuat anda bahagia, juga akan buat anda tersipu malu seperti saat jatuh cinta pertama kali. Bedanya, dalam kasus cinta anda hanya tersipu malu saat pertama kali menyatakan cinta, tetapi dengan kentut anda masih akan tetap tersipu malu sekalipun anda sudah melakukannya untuk kesejuta untuk kalinya.  

Cinta tanpa rasa bukan cinta namanya, kentut tanpa bau bukan kentut namanya, cinta dan kentut tidak seharusnya ditahan, lebih baik dinyatakan biar leganya terlaksana, cinta dan kentut harus sama–sama keras bersuara supaya cita-cita demokrasi semakin cepat terlaksana, cinta ketika ditahan akan membuat anda cemas, kentut ketika ditahan akan membuat anda pingin nonton suster keramas, apapun itu Cinta selalu menyatukan persepsi dan kentut selalu berhasil menyatukan emosi. Dari perbedaan diatas jelas sekali terlihat bahwa kentut paling banyak membawa dampak positif bagi kehidupan berbangsa dan bertanah air.

Selain alasan kesehatan, buat saya kentut merupakan sebuah seni, jika dipergunakan dengan baik dan bener akan memperpanjang umur. Saya sendiri salah satu pelaku yang suka kentut, puas rasanya melihat respon manusia yang ada disekeliling disaat mengeluarkan bunyi-bunyian itu, selalu merasa semakin sixpack ketika bisa berbagi kentut dengan mereka. Buat mereka yang  marah, saya yakin karna mereka tidak tau cara bertrimakasih. Sudah tinggal nyium baunya ajapun masih aja marah, mereka pikir kita ga butuh usaha yang cukup untuk sekedar mengeluarkan suara yang seperti itu?

Kentut bisa dipakai untuk melukis, melukis kenangan yang indah buat pendengarnya. Bisa juga dipakai untuk seni music, bayangkan ketika suara-suara itu disatukan, pasti akan menghasilkan musik yang tiada tara indahnya, cocok buat mereka yang punya selera musik berkelas.  Dalam seni beladiri juga kentut bisa digunakan, anda bisa belajar cara menangkis baunya, jika anda berhasil itu baru namanya hebat. Asumsi saya jurus beladiri tercipta berawal dari sayembara menangkis sang bau kentut, itu sudah!

Coba deh mengeksplore kentut dengan inovasi yang baru, misalnya anda kentut ketika sedang berpapasan dengan cewe-cewe cantik yang sudah bergaya maksimal, dijamin mereka pasti terlihat semakin cantik. Anda kentut sambil pura-pura batuk, orang akan merasa kasihan akan batuknya tetapi akan simpatik terhadap baunya. Ketika anda kentut bisa juga anda pura-pura angkat Hape, cara ini bakalan jitu menghilangkan jejak pelaku. Kentut di angkot ketika penumpang sedang penuh, jenuh mendengar music kampungan sang sopir, macet, capek setelah kerja seharian, dijamin baunya akan mengembalikan semangat mereka yang sempat patah dan menghentakkan kepala mereka yang sempat layu. Kentut disamping dosen yang sedang mengawasi anda ketika ujian, dijamin dosen akan kabur dan andapun bebas berekspresi melihat contekan. Coba deh, mumpung kentut jaman sekarang belum berwarna, karna jika sudah berwarna, anda tidak akan pernah bisa lari dari kenyataan.
Berbagai hal bisa anda ciptakan dari ”si centil” yang tidak pernah anda anggap selama ini. Amazing!!
(saya sudah melakukan semua hal di atas-red)

Banyak jenis orang dalam kentut, orang jujur biasanya akan mengaku kalau sudah kentut tapi ujung-ujungnya dia pasti bilang ”hanya dikit kok”, yang tidak jujur malah sebaliknya, jelas-jelas kentut orang lain, malah di claim miliknya. Orang bodoh akan menahan kentutnya berjam-jam sambil makan singkong, sedangkan orang berwawasan lebih suka mengentuti singkongnya dulu baru dimakan.

Mereka yang hemat selalu menarik bau kentutnya kembali dari peredaran, beda dengan yang pelit  yang selalu mengeluarkan kentut untuk konsumsi sendiri. Orang yang sombong ketika kentut lebih suka sambil mengibaskan rambutnya, sedangkan yang ramah selalu menyapa dan mengulurkan tangan kepada kentut orang lain. sedangkan mereka yang tengil lebih suka kentut sambil ngemil. Orang yang keras kepala lebih suka membenturkan kepalanya ke tembok setelah kentut, dengan maksud supaya tuh kepala makin terlatih, amit-amit deh mereka yang sehabis kentut pura-pura bermuka imut!

Orang yang misterius, ketika kentut tapi orang lain tidak ada yang tahu, sedangkan mereka yang percaya diri lebih suka ketika kentutnya bawa oleh-oleh (ampas-red), paling sadis lagi mereka yang suka kentut sambil dibekap dengan tangan kemudian dibekapkan kehidung orang lain. mereka yang pemalu selalu tersipu walaupun blom kentut. Mereka yang strategic suka kentut sambil berteriak sekencang-kencangnya untuk menutupin dosa kecilnya.

Jadi bagaimana seharusnya frekuensi kentut yang dilindungi oleh hukum? Mereka yang 4 kali sehari dilindungi pasal 6, yang 8 kali sehari dilindungi pasal 6a, dan yang 20 kali sehari dilindungi pasal 7a, sedangkan mereka yang diatas itu akan dilindungi oleh anggota dewan.

Jadilah sniper, yang kentut disini yang kena disana, atau kentut tak bersuara tapi baunya sampai 3 hari ga hilang-hilang bahkan lengket di dinding, seperti halnya mereka yang gila, yang suka menulis dan meneliti tentang hikayat hidup kentut.

Kentut..........kentut......., kisahmu  sungguh membangkitkan kenangan dan memberikan inspirasi bagi semua orang!!

Kamis, 23 Februari 2012

Sudah....lakukan saja!!


Hari yang sebenarnya cerah ini entah kenapa rasanya aku sedang turut terhanyut merayakan “hari malas sedunia” bersama dengan teman-teman pemalas lainnya. Dimulai dari bangun pagi hari dengan sejuta kemalasan,  mau mandi dengan segoblok-goblok kemalasan, mau berangkat kerja juga dengan se-apartemen kemalasan (kata se-gudang dah basi tuh, dijaman yang serba apartemen ini), Setelah berjuang dengan sisa-sisa tenagaku #cuihhhh#.

 Akhirnya dengan rasa malas yang masih menggantung dengan setia, aku memutuskan untuk memulai hari-hariku seperti biasanya, setelah sempat berpikir untuk tidak berangkat kerja dengan segepok alasan yang sudah mantap tersimpan rapi dikantong depan, akhirnya aku memilih untuk berangkat juga. Kurang ajar emang si malas itu, berani-beraninya dia bertamu ketubuhku yang kurus penuh gizi ini, saya akan tuntut dia secara pidana dan perdata, tentu saja kalau saya ga sibuk!!

Begitulah sedikit  kisah perjuanganku dipagi hari melawan si malas, dan akhirnya aku tetap menjadi pemenang dalam pertandingan yang sebenarnya tidak imbang. Sesampainya dikantor anda pikir si malas pergi meninggalkan diriku begitu saja bukan? Tidak, dia tetap dengan setia menunggu. Untungnya saat saya sedang mengetik tulisan yang penuh makna ini, jam sudah menunjukkan pukul 5 sore hari, jadi setengah jam lagi aku akan menerima piala pemenangku.
Hiip-hiip hooray akhirnya setengah jam lagi aku akan pulang, hari ini sepertinya berjalan lambat, tapi setengah jam terakhir ini rasanya berjalan terlalu cepat. kangen sangat dengan kasur tipisku, hasil belas kasihan bapak kost yang marga Siagian itu.

Setelah membaca blog si kriwil sang penulis Kumpulan Mimpi yang sudah sangat terkenal, sayapun mencoba untuk menuliskan milik saya, siapa tau ada penerbit buta yang tertarik menerbitkan tulisanku ini, mudah-mudahan penerbit buta itu hatinya sedang galau, sehingga tanpa sadar dia menggunakan waktunya dengan berselancar di internet, dan kasih karunialah yang akan mempertemukan kami nantinya. Berangan-angan bisa dong gan..!!
Siapa sangka ternyata dari kisah seipprit saya dipagi hari tersebut, dengan berhasil mengalahkan simalas mampu memberikan sejuta energy untuk menjalani segala rencana yang sering membuatku galau itu.

Saya jadi teringat hal yang sering membebani pikiranku akhir-akhir ini, setelah mencoba tarik ulur dengan segala rencana, akhirnya akupun memutuskan untuk terus maju dengan segala yang kumiliki. Sebab  kita tidak akan pernah tahu akhir ceritanya jika bahkan untuk mencoba saja kita tidak berani. Sejujurnya sekarang ini seperti segalanya tidak mungkin, tapi bukankah dalam ketidakmungkinan itu kuasa Tuhan semakin sempurna? Bukankah buku buku terlaris semakin laris karna pengarangnya menulis kisah yang sepertinya tidak mungkin?

Teringat kata-kata sahabat saya, bahwa untuk melakukan sesuatu saya hanya perlu sepakat, sepakat dengan diri saya dan sepakat dengan sekelilingku dan sepakat dengan dirinya. Jika satu orang bisa  mengalahkan seribu musuh maka dengan dua orang akan mampu mengalahkan berlaksa-laksa musuh, bisa anda bayangkan kalau 250 juta orang Indonesia plus semilliar orang China sepakat, apa yang akan terjadi? Saat ini, saya sudah sepakat dengan diri saya untuk merealisasikan segala yang sudah disepakati.  apapun yang terjadi terjadilah, yang pasti aku hanya mau lihat akhir dari kisah yang baru saja kumulai ini.

Awal ceritaku baru saja dimulai……..sedangkan akhirnya nanti, akan kujadikan sebuah buku. tunggu tanggal terbitnya yah ngir, tungir…!!!

Jumat, 17 Februari 2012

Suka-Suka


Saya Lintong manik, nama asli hasil pemberian orang tua yang sudah hampir musnah ditelan jaman. Bagaimana bisa? Yah,  hampir 99 persen orang yang mengenal saya lebih suka memanggil dengan nama Lovid. Mau tau sejarahnya? Malas ah cerita soalnya saya butuh waktu anda 3 kali 24 jam untuk membeberkannya, selain saya ga punya waktu, saya juga ga punya uang, loh? Suka-suka saya dong.

Oh ya selama hampir 4 bulan terakhir saya menghabiskan hari-hari saya dikota yang katanya metro ini, saking metronya nih kota sepertinya hampir tidak ada lagi yang namanya rasa saling peduli, semua orang hanya berlomba-lomba untuk menabur egoisme. Rasanya mereka yang tinggal dikota ini, masing-masing otaknya hanya terdiri dari angka-angka yang preposisinya ada simbol Rp, yang artinya apple Malang dan apple Washington – istilah favorit teman saya yang sempat membintangi sebuah iklan anti korupsi.

Kebetulan selama beberapa minggu sebelumnya saya sering naik busway,  jadi pengalaman selama beberapa minggu itu memberikan kesempatan kepada saya untuk menyaksikan banyak hal. Bagaimana perjuangan naik-turun busway, mau masuk busway ditodong (tiket) mau keluar didorong,  perjuangan mencium aroma ratusan tubuh manusia yang penuh keringat, belum lagi ada yang bau kotoran,besar dugaanku kalau salah satu penumpang baru saja makan kotoran,  melihat wanita-wanita tua  dan pria tua tidak berotot harus menerima nasip berdiri tegak didalam busway sepanjang perjalanan, Anehnya disaat bersamaan banyak pria-pria tinggi dan kekar yang duduk nyaman tanpa sedikitpun perasaan berdosa. Betapa kejamnya ibukota ini bah…!!!

Saya sendiri memilih untuk tidak pernah duduk sekalipun selalu ada kesempatan untuk duduk. Saya lebih senang melihat orang lain bisa duduk nyaman sepanjang perjalanan, sementara disisi lain aku harus berjuang melawan otot kakiku yang semakin lelah, intinya Biarlah aku mati berdiri yang penting mereka duduk nyaman sambil mimpi indah sepanjang perjalanan..hehehe

Oh iya ternyata kalau naik busway sebelum jam 7 pagi harga tiketnya bisa lebih murah seribu lima ratus rupiah, jadi saya memilih untuk berangkat lebih awal sebelum jam 7.walaupun selalu kepagian sampai di kantor, itu bukanlah sebuah persoalan. aku hanya berharap sisa kembalian yang tidak seberapa itu bisa kugunakan untuk mereka yang lebih membutuhkan. Begitu mulianya diriku!! (puji diri hamamago, puji Tuhan haleluya).

Senang rasanya melihat setiap orang jika saling menghargai dan saling menolong sesuai dengan anjuran Pendidikan Moral Pancasila yang telah diajarkan oleh guru kita dulu ketika kita duduk dibangku sekolah. Janganlah hendaknya kita membuat wajah pancasila kita semakin murung dan kurus melihat kondisi bangsa ini. Pancasila kita sudah sedih melihat tingkah para koruptor. Masih tegakah kita membuat si Pancasila semakin sedih? Kalo aku sih dah pasti ga tega, ga tau deh kalo anda….

Mari melakukan yang terbaik dengan apa yang kita miliki. Apa yang bisa dilakukan oleh Cinta? Cinta melahirkan keajaiban. Loh apa hubungannya cinta sama tulisan saya diatas? suka-suka saya dounk, namanya juga tulisan suka-suka. 

Selasa, 10 Januari 2012

Bapaku adalah Pahlawanku

Dedicated to  my truly hero Daddy for he is the best ever---Pak Manik
Bapaku adalah pahlawanku adalah sebuah judul yang terinspirasi dari acara ditelevisi. Pada suatu hari minggu malam sehabis lupa ke gereja, saya menonton sebuah acara stasiun televisi swasta yang ada golden ways-nya, acara yang dibawakan oleh sahabat  yang bagian depan kepalanya botak beraturan. Sejujurnya saya sangat kagum dengan cara sibotak ini dalam memotivasi, memberikan pencerahan bagi para penontonnya. saya terkesima melihat bagaimana dia bisa menjawab setiap pertanyaan orang dengan sangat memuaskan. Buat saya, dia seperti seorang sosok yang hanya punya buku berjudul Amsal. Ga salah lagi nama bapaknya pasti si Amsal Teguh. kata-katanya itu loh, benar-benar mampu membius jutaan pemirsa yang menontonnya, saya yakin semua kalangan akan menerima dengan anggukan setuju sebagian besar kata-katanya yang bijak itu. memang tidak percuma kau botak kawan!!

Hal yang membuat bulu ketek berdiri ketika dalam acara tersebut saya melihat seorang cewe (tentu saja bukan karna cewe itu cantik dan memandang saya) meminta sebuah nasehat dari si botak. sambil menangis, cewe tersebut bercerita bahwa betapa dia ingin sekali melakukan banyak hal dalam hidupnya, tetapi ketika mencoba maju selangkah saja, tiba-tiba bisikan ditelinganya selalu muncul kata-kata yang selalu meragukan kemampuannya, meragukan kalau nantinya dia akan berhasil. Suara keraguan yang sering muncul akibat trauma masa kecilnya. Orang-orang disekelilingnya selalu meragukan dia, bahkan hal yang paling membuat hati miris adalah kata-kata meragukan itu muncul dari orang-orang yang paling dekat dengannya, orang yang selalu makan, tidur, mandi, nonton, boker di tandas yang sama, orang yang seharusnya paling mempercayai dia, yaitu orang tuanya sendiri.

Ternyata banyak orang tua tidak menyadari betapa kata-kata  yang keluar dari mulut mereka  kepada anak-anak akan berdampak besar terhadap pertumbuhan karakter si anak nantinya.  Saran saya buat orang tua dan mereka yang akan menjadi orang tua nantinya, “Ketika anda tidak bisa menjadi pahlawan bagi anak-anakmu, paling tidak jangan mematahkan semangat mereka.”

Atas dasar ini, saya ingin menunjukkan kepada dunia melalui tulisan, bahwa bapakku adalah pahlawanku. Bagiku, dia adalah pahlawan yang lebih hebat dari siapapun. mudah-mudahan dunia belum buta aksara, sehingga mereka tidak menutup mata akan kepahlawanan bapakku. Pedangnya memang tidak setajam pedang Pattimura, tidak berjenggot seperti Imam Bonjol, tapi bagaimanapun dia lebih daripada hanya sebuah pedang dan jenggot.

Bapakku kecil, lahir dan beranjak dewasa di kampung yang sama kami tinggali sekarang. Sesuai dengan pengakuannya, dia lahir dari keluarga yang cukup berada pada jaman itu. Sehingga masa kecil dan dewasa, dia habiskan dengan banyak kesenangan. Bahkan menurut gosip yang beredar, bapakku adalah orang yang pertama kali punya mobil di seantero kota turis parapat sekitar tahun 60-an. Cuma sayangnya masa kecilnya yang kaya tidak berlanjut ketika sudah berkeluarga. kami hanya hidup dalam mendekati kata cukup. sarapan singkong dan makan ikan asin rasanya sudah lebih dari cukup, yang penting perut kenyang. apalagi kami punya kebiasaan selalu makan bersama sebagai sebuah keluarga, jadi tentu saja menambah kenikmatan singkong dan ikan asin tersebut melebihi rasa lasagna dan cheese cake.

Sayangnya hidup mewah bapaku ketika muda tidak berlanjut ketika sudah menikah dengan ibuku. realitanya, barang-barang yang dimiliki ibu semasa muda, yang ditabung dengan keringat sejak umur belasan tahun seperti emas dan harta pusaka lainnya, habis terjual oleh bapa yang sudah terbiasa hidup mewah. Bahkan beberapa ekor kerbau kami yang biasa digunakan untuk membajak sawah, diam-diam juga telah dijual oleh bapaku akibat kalah dalam sebuah permainan sekotak kartu Remi, kartu yang ternyata banyak menghancurkan bapa-bapa yang lain juga.

Bukan hanya itu, hasil panen kami yang hanya sekali setahun itu diam-diam juga telah digadaikan oleh bapaku kepada orang lain ketika bahkan musim panen belum tiba. alhasil ketika musim panen tiba, kami tidak bisa menikmati sedikitpun hasilnya. Bisa anda bayangkan bagaimana perasaan ibuku yang sudah bekerja dengan kerasnya disawah sepanjang tahun, yang selalu bangun tidak pernah lewat jam 4 subuh dan pulang kerumah jam 7 malam setiap harinya harus menerima keadaan bekerja mati-matian selama setahun tanpa hasil. Bisa anda bayangkan pula  bagaimana perjuangan ibuku untuk menghidupi kami anaknya yang sembilan orang selama setahun kedepan, belum lagi kebutuhan untuk pendidikan dan sandang-papan lainnya. Bahkan hal inipun tidak membuat ibuku mengurungkan fungsinya untuk sebagai ibu rumah tangga, dan suaminya (bapaku) sebagai bapa yang selalu menjadi kepala fan pemimpin rumah tangga, no matter what..

Apakah anda pikir dengan segala kelakuan bapa yang seperti itu akan mengurangi nilainya sebagai seorang bapa dimataku? Tidak, dia tetap seorang bapa yang sempurna bagi kami. Sedikit kesalahannya tidak akan pernah sanggup menghapus jutaan kebaikan yang telah dia lakukan bagi kami anaknya. Suatu kehormatan bagiku punya bapa yang punya segala figur yang aku butuhkan untuk bertumbuh sebagai seorang anak.

Bapa adalah sosok yang cukup royal, tidak pernah saya lihat bapa saya duduk di warung tanpa bermurah hati membayari orang lain. dia seorang bapa yang disenangi setiap orang dari berbagai kalangan, bapa yang tidak sanggup melihat orang lain kesusahan, dia akan dengan senang hati membantu.

Tidak heran,bahwa bapaku punya lingkaran persahabatan yang cukup luas, pergaulan dia tidak hanya terbatas disekeliling kampung kami. teman-teman se-permainannya semasa kecil,  hampir semua sangat berhasil dalam hidupnya. hal yang membuat saya kagum ketika teman-temannya yang kaya itu masih sering berkunjung ke gubuk kami, saya senang melihat mereka bercakap-cakap dengan sangat dekatnya, bercerita tentang masa-masa muda mereka jaman dulu. hal yang membuat saya makin bangga adalah ketika bapa saya tidak merasa rendah diri, mereka berbicara tanpa ada jarak, dia tetap bangga dengan apa yang dia miliki saat ini.  bapaku sudah jauh lebih mengerti daripada aku arti kata “kekayaan” yang sesungguhnya (karna kami ga punya harta, jadi mau ga mau paradigma tentang kekayaan itu harus berubah dari kekayaan harta ke kekayaan lainnya..LOL).

Sebatas itukah saya mengaguminya? Tidak. saya anak yang paling bungsu dari sembilan bersaudara, jadi saya sangat beruntung. sebagai anak yang selain dimanja, juga selalu dapat bagian untuk diajak jalan-jalan.  Dan saya paling senang bagian jalan ini, karna saya tahu sekali bahwa bapa akan membawa saya menikmati makanan yang rasanya enak sekali. Saya heran bagaimana mungkin bapa saya mengetahui tempat makan yang enak gila seperti ini?  Darimana dia tahu tempat-tempat makan seperti ini? Jujur setiap kali diajak makan oleh bapa, belum sekalipun saya menemukan makanan yang tidak enak, semuanya terasa enak banget dan serasa baru di lidah, belum pernah saya menikmati makanan yang selezat ini. Sepertinya bapa saya tahu banget setiap tempat makanan lezat di sudut manapun didunia ini. Hal yang selalu membuatku geleng-geleng kepala.

Tidak sampai disitu, saya juga sering bertemu dengan orang-orang penting, makan bareng dengan orang yang ternyata pemilik hotel paling mewah di kampung kami, bertemu dengan orang-orang berpangkat, petinggi-petinggi di beberapa perusahaan, dan bahkan orang terkaya di sumatra pada saat itu adalah teman dekat bapaku. Saya sangat bangga ketika orang-orang seperti mereka juga tetap mengangumi sosok bapaku. Bapaku memang hebat.

Semasa kecil saya pernah bercita-cita menjadi seorang tentara, hanya karena saya sering dikasih uang kertas seratus rupiah beberapa lembar oleh seorang tentara berpangkat tinggi sahabat bapaku. Sukacita saya akan sangat bertambah ketika bertemu tentara ini, selain karna uangnya yang selalu baru (uangnya bisa dipakai untuk memotong pepaya karena saking barunya itu uang), dia juga selalu memperlakukan saya seperti anak kandungnya yang seolah-olah akan dijodohkan kepada anaknya bernama Cindy Noviyanti, menggendong saya, mengajak jalan-jalan, dan tertawa bersama. Jadi kalau anak kecil yang lain masih sibuk maen kelereng dan maen tanah, masa kecilku bermain dengan tentara berpangkat tinggi, pengusaha-pengusaha kaya, dan petinggi-petinggi perusahaan. Jelas menunjukkan kelas yang berbeda dengan anak-anak ingusan yang lain,  Semua itu hanya  karena figur yang dibangun oleh bapaku.

Tidak akan pernah sekalipun saya dibiarkan bapa  kekurangan duit, saya punya duit paling banyak dari anak-anak seusia saya. Ketika hari sabtu siang saya hanya duduk dirumah, bapa akan dengan senang hati memberikan duit kepadaku untuk bisa jalan-jalan bahkan sampai menonton bioskop.

Ketika kami sedang diladang atau disawah, bapa sering sekali memberikan kejutan-kejutan kecil. dia selalu datang tiba-tiba dengan membawa makanan yang enak. Tentu saja setiap kedatangan bapa akan membuat senyum kami mengembang dan rasa lelah seharian diladang berubah menjadi sukacita. Dia memang bukan seorang bapa yang akan turut serta bekerja diladang, tapi dia bapa yang tahu untuk memberikan pelayanan terbaik pada anak-anaknya, mengembalikan jerih mereka. Kami selalu bangga akan dia.

Saya sangat menyayangi bapaku. Suatu ketika bapaku yang sudah tua pernah pulang kerumah dengan air mata akibat dipukul oleh salah satu orang dikampung kami tanpa alasan yang jelas. Saya yang masih anak smp ketika itu sontak tersulut emosi. Yang saya lakukan adalah diam-diam pergi untuk mengajak duel bapak tersebut, padahal sebenarnya jelas tidak imbanglah, anak kelas satu smp melawan seorang bapak berotot umur 30 tahunan. Untung aja si Bodat itu tidak bersedia melawan, kalo ga bisa jadi kalah telak aku.

Masalah ini masih saja menggangguku  sampai beranjak SMA, ketika itu saya yang sudah jago berantam dan cukup punya nyali, bertemu dengan bapak itu. dengan penuh emosi saya mencoba untuk memukulnya. dia mengaku salah dan minta maaf saat itu juga dan akupun mendapatkan kata yang kutungu-tunggu.  Jadi hal yang membuat aku semakin kagum sama bapaku adalah ketika dia tidak menaruh dendam kepada orang tersebut, disaat kesempatan untuk membumihanguskan si bodat itu cukup besar, dan bapaku memilih untuk memaafkan. Bapaku tea atuh!!

Saya juga masih teringat ketika bapaku memutuskan untuk menyekolahkan anak-anaknya kebangku kuliah, diragukan oleh orang-orang disekitarnya akan kemampuan membiayai kuliah. Hal ini tidaklah mengurungkan niatnya. Ketika abang-abangku diberangkatkan, banyak orang yang mencibir dengan berkata “what the hell are he doing?”. Masuk akal sih sebenarnya orang mencibir, sebab, hanya dengan gaji 70 ribu mustahil rasanya untuk membiayai kuliah dan memberi makan sembilan orang anak. Tapi dasar bapaku, dengan rasa tanggung jawabnya yang besar, dia berhasil menjawab keraguan orang. Sekali lagi saya sangat mengagumi sosoknya sebagai bapa yang selalu melakukan manuver yang tidak terduga.

Tidak pernah sekalipun bapaku ringan tangan kepada anak-anaknya seperti dilakukan oleh kebanyakan bapa disuku kami. dia orang yang sangat mengasihi semua anaknya, mendengarkan setiap keluh kesah anaknya, memberikan rasa percaya diri, memotivasi, mengayomi, bapa yang tidak pernah sedikitpun meragukan anaknya, dia bapa yang tidak memberikan jarak kepada anak-anaknya. Dengan senang hati kami sering bercerita dengan bapa kami, begitu tenang dan nyaman rasanya bercerita kepada beliau, karna bagi kami semua dia adalah seorang pahlawan.
dia juga sebagai orang yang bisa diandalkan dalam berbagai kegiatan adat dikampung kami. dia sebagai mediator ulung, raja parhata yang didengar setiap orang,  generasi muda yang tertarik adat banyak yang belajar darinya.

Diakhir hidupnya sayalah salah satu orang dari kami berempat (mama, kakak, namboru) yang melihatnya menutup mata dengan sangat damai sekali. Ketika itu saya yang sudah sekolah dikota Siantar. tumben saat itu selama sebulan saya tidak pulang kampung,yang biasanya selalu rutin pulang sekali seminggu. Ketika sampai dirumah sekitar jam 5 sore, terdengar suara bapa saya yang lemah memanggilku untuk datang kekamarnya. Setelah memeluk saya dengan hangat, diapun meminta saya untuk berdoa baginya, dia berkata dengan suaranya yang lemah bahwa dia sangat bangga punya anak seperti saya (tentu saja saya juga sangat bangga punya bapa melebihi seorang pahlawan). Ternyata dalam masa sebulan saya tidak pulang kampung, selama itu juga bapa sedang jatuh sakit, sengaja tidak diberitahukan kekami anak-anaknya dengan alasan dia tidak mau melihat hati anak-anaknya sedih. betapa mulianya hati bapaku.

Sekitar jam 7 malam hari itu juga, saya melihat bapaku menutup mata untuk yang terakhir kalinya, dia pergi meninggalkan kami untuk selamanya. Sekalipun meninggalkan sedih yang mendalam bagi kami sekeluarga, kami bahagia melihat dia dipanggil oleh Tuhan, karna selama beberapa tahun terakhir semasa hidupnya,  bapa saya tidaklah dalam kondisi kesehatan yang baik. Saya pikir Ini adalah cara terbaik Tuhan untuk mengakhiri penderitaan bapaku didunia ini.

Akhir dari kesedihan kami adalah ketika pintu petinya ditutup dan dipaku, itulah saat dimana hatiku menjerit,terakhir kali aku melihat wajahnya, terakhir kali aku mengecup pipinya, terakhir kali aku melihat seorang pahlawan paling besar yang meninggalkan dunia. Saya melihat sebanyak orang yang melayat menitikkan air mata. seperti memberi tanda bagiku, bahwa bagi mereka juga bapaku merupakan seorang pahlawan, dan saya pastikan bahwa mereka memiliki kenangan indah akan bapaku.

Bapaku telah menggoreskan sejarahnya didunia ini, sejarah yang membantu kami untuk menjalani hidup kami. dia pahlawan paling besar dan berpengaruh bagiku, dia pahlawan bagi kami semua anak-anaknya, dia pahlawan bagi semua cucunya, dia pahlawan bagi saudara-saudara kami, dia pahlawan bagi semua orang yang mengenalnya, sekalipun dia telah pergi, dia tidak akan pernah dilupakan. Kepahlawanannya akan diperbincangkan banyak orang. Kami sekeluarga selalu merindukannya, hal ini terlihat ketika kami sekeluarga berkumpul di hari natal dan tahun baru, masih sering membicarakannya, mengingat hal-hal luar biasa yang dia lakukan buat kami.
Bapaku memang seorang pahlawan besar dan hebat!!!

Kalau bapaku bisa menjadi pahlawan besar, kenapa bapamu tidak bisa? Setiap bapa harus bisa menjadi pahlawan bagi anak-anaknya, bapa kita mungkin tidak selalu bertindak benar, tapi ketahuilah bahwa semuanya itu hanya untuk kebaikan kita semua. Hai bapa-bapa jadilah pahlawan bagi anak-anakmu, dan anak-anak, hormatilah bapamu dan jadikan mereka pahlawan-mu.

Trimakasih Tuhan buat pahlawan yang engkau kirimkan buat kami. selamat jalan Dad, selamat jalan Pahlawanku. Sekalipun engkau telah tiada, engkau tetap hidup dalam hati kami.