Ternyata
belajar bisa darimana saja kawan! Belajar tidak melihat jabatan, tingkat ekonomi
dan tua-muda serta jancukers lainnya. Jabatan dan teman-temannya bukan menjadi
indicator isi otak anda. Tidak
mengherankan jika lebih banyak inspirasi
muncul di warung kopi dan kedai tuak dibandingkan dari gedung DPR.
Berhubung
karna lagi mumet kerja, saya dan teman saya di gondrong memutuskan untuk makan
indomie di warung dekat kantor, sambil makan iseng-iseng kita ngobrol tentang
kondisi-kondisi yang terjadi, kita banyak share tentang keluhan-keluhan yang
sebenarnya bisa diselesaikan dengan banyak solusi jika memang niat. Tapi berhubung
ternyata setiap orang punya pemahaman dan cara pandang yang berbeda-beda, entah
karna faktor makanan mereka yg terlalu sering makan makanan basi, sehingga
memang sangat sulit rasanya untuk menyatukan pemikiran ini.
Sedang
asyik-asyiknya kita ngobrol tiba-tiba aja si tukang indomie yang berbahagia ini
nimbrung sambil membetulkan kursi untuk tempat duduknya dia berkata “
sebenarnya mas..bang..daritadi saya mendengar obrolan kalian berdua, inti
permasalahannya Cuma satu, yaitu miskomunikasi yang mengakibatkan kurangnya
pemahaman kita akan orang lain dan terlalu seringnya kita memaksakan kehendak
kita pada orang lain tersebut. Kita berdua hanya bisa terdiam sambil terpaku
jatuh cinta menatap gantengnya penjual indomie, sayangnya dia udah punya istri.
Ternyata
perkataan dia yang tadi masih hanya pembukaan, dia banyak berceramah jika kita
memahami komunikasi dengan baik akan sangat membantu kita bekerja di komunitas
yang kita dampingi, untuk menguji kita sebagai komunikator yang baik atau tidak,
bisa diuji dengan sangat sederhana, misalnya ketika bisa berbicara kepada
anak-anak dan anaknya mengerti, kita sudah bisa menjadi komunikator yang baik,
sudah pasti sukses didunia marketing. Ngomong-ngomong ada satu buku yang
recommended banget dan sangat berguna sekali, tidak rugi rasanya membeli buku
ini walau rada mahal soalnya buku ini tidak seperti buku psikologi biasa yang
kadang ditulis asal-asalan, ga rugi loh mas..bang..! walau ilmu marketingnya menyasar
kami, sejujurnya kami tidak pernah merasa keberatan membeli itu buku, sayangnya
ketika itu lupa bawa dompet yang ada duitnya.
Dia
melanjutkan, sebenarnya tidak ada orang pelit didunia ini, Cuma berhubung
karena kita kurang memahami orang lain sehingga
kita merasa mereka pelit. Tak lupa dia berbicara pentingnya menyelesaikan
masalah dari akarnya, bukan menyelasaikan dari akibat yang ditimbulkan. Dia menambahkan
“jangan dengarin saya mas, saya mah hanya tukang indomie”. Dalam hati saya
berpikir dia sebenarnya jauh lebih bijak dari motivator yang di tivi-tivi itu. Yah..sayapun
lebih banyak belajar dari Bu Janitor daripada or-or lainnya.
Begitulah
orang-orang yang berbicara berdasarkan pengalaman, bukan berdasarkan jabatan,
ga heran rasanya begitu banyak jabatan didunia ini yang pejabatnya sendiri kelihatan
sok pintar walau sebenarnya bodoh. Mulut
besar bukan berarti otaknya punya kemampuan besar.
Jadi,
bisa belajar darimana saja itu benar
adanya loh!!
keren bang.. ngga bosan bacanya.. *Jempol2*, yang tukang indomie ada anak cowoknya ngga bang?
BalasHapus