Saya Lintong manik, nama asli
hasil pemberian orang tua yang sudah hampir musnah ditelan jaman. Bagaimana
bisa? Yah, hampir 99 persen orang yang
mengenal saya lebih suka memanggil dengan nama Lovid. Mau tau sejarahnya? Malas
ah cerita soalnya saya butuh waktu anda 3 kali 24 jam untuk membeberkannya,
selain saya ga punya waktu, saya juga ga punya uang, loh? Suka-suka saya dong.
Oh ya selama hampir 4 bulan terakhir
saya menghabiskan hari-hari saya dikota yang katanya metro ini, saking metronya
nih kota sepertinya hampir tidak ada lagi yang namanya rasa saling peduli,
semua orang hanya berlomba-lomba untuk menabur egoisme. Rasanya mereka yang
tinggal dikota ini, masing-masing otaknya hanya terdiri dari angka-angka yang
preposisinya ada simbol Rp, yang artinya apple Malang dan apple Washington –
istilah favorit teman saya yang sempat membintangi sebuah iklan anti korupsi.
Kebetulan selama beberapa minggu
sebelumnya saya sering naik busway, jadi
pengalaman selama beberapa minggu itu memberikan kesempatan kepada saya untuk
menyaksikan banyak hal. Bagaimana perjuangan naik-turun busway, mau masuk
busway ditodong (tiket) mau keluar didorong,
perjuangan mencium aroma ratusan tubuh manusia yang penuh keringat,
belum lagi ada yang bau kotoran,besar dugaanku kalau salah satu penumpang baru
saja makan kotoran, melihat
wanita-wanita tua dan pria tua tidak
berotot harus menerima nasip berdiri tegak didalam busway sepanjang
perjalanan, Anehnya disaat bersamaan banyak pria-pria tinggi dan kekar yang
duduk nyaman tanpa sedikitpun perasaan berdosa. Betapa kejamnya ibukota ini
bah…!!!
Saya sendiri memilih untuk tidak
pernah duduk sekalipun selalu ada kesempatan untuk duduk. Saya lebih senang
melihat orang lain bisa duduk nyaman sepanjang perjalanan, sementara disisi
lain aku harus berjuang melawan otot kakiku yang semakin lelah, intinya Biarlah
aku mati berdiri yang penting mereka duduk nyaman sambil mimpi indah sepanjang
perjalanan..hehehe
Oh iya ternyata kalau naik busway
sebelum jam 7 pagi harga tiketnya bisa lebih murah seribu lima ratus rupiah,
jadi saya memilih untuk berangkat lebih awal sebelum jam 7.walaupun selalu
kepagian sampai di kantor, itu bukanlah sebuah persoalan. aku hanya berharap
sisa kembalian yang tidak seberapa itu bisa kugunakan untuk mereka yang lebih membutuhkan.
Begitu mulianya diriku!! (puji diri hamamago, puji Tuhan haleluya).
Senang rasanya melihat setiap
orang jika saling menghargai dan saling menolong sesuai dengan anjuran
Pendidikan Moral Pancasila yang telah diajarkan oleh guru kita dulu ketika kita
duduk dibangku sekolah. Janganlah hendaknya kita membuat wajah pancasila kita
semakin murung dan kurus melihat kondisi bangsa ini. Pancasila kita sudah sedih
melihat tingkah para koruptor. Masih tegakah kita membuat si Pancasila semakin
sedih? Kalo aku sih dah pasti ga tega, ga tau deh kalo anda….
Mari melakukan yang terbaik
dengan apa yang kita miliki. Apa yang bisa dilakukan oleh Cinta? Cinta
melahirkan keajaiban. Loh apa hubungannya cinta sama tulisan saya diatas?
suka-suka saya dounk, namanya juga tulisan suka-suka.
Nama saya Yusni, masih boru Manullang. Apa hubungannya dgn tulisa anda? Nothing.. karena saya yg tulis komen, jd ya suka2 saya..hehehehe...
BalasHapusEnjoy the city, pal..she will make you feel so grateful when you move out later... well, who knows..
hehehehhehe....kapan jadinya pertemuan orang-orang kudus itu?
Hapus