Jumat, 17 Februari 2012

Suka-Suka


Saya Lintong manik, nama asli hasil pemberian orang tua yang sudah hampir musnah ditelan jaman. Bagaimana bisa? Yah,  hampir 99 persen orang yang mengenal saya lebih suka memanggil dengan nama Lovid. Mau tau sejarahnya? Malas ah cerita soalnya saya butuh waktu anda 3 kali 24 jam untuk membeberkannya, selain saya ga punya waktu, saya juga ga punya uang, loh? Suka-suka saya dong.

Oh ya selama hampir 4 bulan terakhir saya menghabiskan hari-hari saya dikota yang katanya metro ini, saking metronya nih kota sepertinya hampir tidak ada lagi yang namanya rasa saling peduli, semua orang hanya berlomba-lomba untuk menabur egoisme. Rasanya mereka yang tinggal dikota ini, masing-masing otaknya hanya terdiri dari angka-angka yang preposisinya ada simbol Rp, yang artinya apple Malang dan apple Washington – istilah favorit teman saya yang sempat membintangi sebuah iklan anti korupsi.

Kebetulan selama beberapa minggu sebelumnya saya sering naik busway,  jadi pengalaman selama beberapa minggu itu memberikan kesempatan kepada saya untuk menyaksikan banyak hal. Bagaimana perjuangan naik-turun busway, mau masuk busway ditodong (tiket) mau keluar didorong,  perjuangan mencium aroma ratusan tubuh manusia yang penuh keringat, belum lagi ada yang bau kotoran,besar dugaanku kalau salah satu penumpang baru saja makan kotoran,  melihat wanita-wanita tua  dan pria tua tidak berotot harus menerima nasip berdiri tegak didalam busway sepanjang perjalanan, Anehnya disaat bersamaan banyak pria-pria tinggi dan kekar yang duduk nyaman tanpa sedikitpun perasaan berdosa. Betapa kejamnya ibukota ini bah…!!!

Saya sendiri memilih untuk tidak pernah duduk sekalipun selalu ada kesempatan untuk duduk. Saya lebih senang melihat orang lain bisa duduk nyaman sepanjang perjalanan, sementara disisi lain aku harus berjuang melawan otot kakiku yang semakin lelah, intinya Biarlah aku mati berdiri yang penting mereka duduk nyaman sambil mimpi indah sepanjang perjalanan..hehehe

Oh iya ternyata kalau naik busway sebelum jam 7 pagi harga tiketnya bisa lebih murah seribu lima ratus rupiah, jadi saya memilih untuk berangkat lebih awal sebelum jam 7.walaupun selalu kepagian sampai di kantor, itu bukanlah sebuah persoalan. aku hanya berharap sisa kembalian yang tidak seberapa itu bisa kugunakan untuk mereka yang lebih membutuhkan. Begitu mulianya diriku!! (puji diri hamamago, puji Tuhan haleluya).

Senang rasanya melihat setiap orang jika saling menghargai dan saling menolong sesuai dengan anjuran Pendidikan Moral Pancasila yang telah diajarkan oleh guru kita dulu ketika kita duduk dibangku sekolah. Janganlah hendaknya kita membuat wajah pancasila kita semakin murung dan kurus melihat kondisi bangsa ini. Pancasila kita sudah sedih melihat tingkah para koruptor. Masih tegakah kita membuat si Pancasila semakin sedih? Kalo aku sih dah pasti ga tega, ga tau deh kalo anda….

Mari melakukan yang terbaik dengan apa yang kita miliki. Apa yang bisa dilakukan oleh Cinta? Cinta melahirkan keajaiban. Loh apa hubungannya cinta sama tulisan saya diatas? suka-suka saya dounk, namanya juga tulisan suka-suka. 

2 komentar:

  1. Nama saya Yusni, masih boru Manullang. Apa hubungannya dgn tulisa anda? Nothing.. karena saya yg tulis komen, jd ya suka2 saya..hehehehe...
    Enjoy the city, pal..she will make you feel so grateful when you move out later... well, who knows..

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehehhehe....kapan jadinya pertemuan orang-orang kudus itu?

      Hapus