Rabu, 02 November 2011

BILAKU

Sekian lama diriku tidak eksis menulis seperti dulu, memang menulis  bukanlah salah satu bakat terbaikku dari sejuta bakat yang ku punya, karunia yang telah diberikan Sang Penciptaku dengan Cuma-cuma, tapi tetap tidak ada salahnya untuk menuliskan sesuatu, syukur-syukur bisa bermanfaat buat para pembacanya, dan kalau ternyata tidak bermanfaat, yaaaah maaf .

Teringat ketika pertama kali menulis, semua dikarenakan tidak punya teman untuk bercanda gurau, kucoba untuk bercanda kepada bintang di langit dan burung-burung di udara diageni sang kuda laut, tapi ternyata merekapun tidak memberikan respon yang cukup memadai layaknya respon sahabat yang mengerti diriku. Akhirnya pilihan terbaik adalah menuliskannya di jejaring sosial, berharap teman atau musuhku memberikan komentar mereka, jadi ceritanya pun terus berlanjut.  Tarikk mang!!

Respon dari para komentator juga berbeda-beda. Ada yang bilang tulisan saya perlu dibina, bahasa sederhananya dibinasakan, ada juga yang bilang lucu, ada yang bilang “entah apa sikawan ini, ketek orangpun dibahas”  (klo keteknya menginspirasiku, kenapa emangnya?), ada juga yang menyarankan untuk buat novel,( saran yang menurutku telah melewati batas GBHN), dan ada juga sobat saya yang menangis baca tulisan saya loh, loh kok bisa? Yah anda jangan tanya saya dong. Mungkin terakhir kali dia mengeluarkan airmata  di pemakaman neneknya yang meninggal beberapa abad yang lalu. Ada juga yang bilang tulisan saya terlalu blak-blakan, loh klo ga blak-blakan ntar mirip pemimpin kita yang tidak punya cukup nyali itu. selalu cari aman, takut punya musuh dan yang terlalu sibuk untuk pencitraan diri.  kita harus duduk bersama-sama dan  berdiplomasi” (kata-katanya yang terkenal seantero jagad raya)

Nah itu hanya sekilas cerita awal mulanya saya terperangkap dalam dunia tulis-menulis ini. “Hanya berharap yang terbaik yang akan datang”…saran favorit dari mereka yang telah kehabisan ide untuk berkata-kata.

Setelah teringat masa-masa saya jatuh cinta menulis ,  sayapun tergoda kembali untuk menuliskan sedikit, tidak banyak kok.  Anggap aja tulisan ini  sebagai peringatan akan diri sendiri selama hidup dalam masa-masa “pengasingan”, jadi suatu saat ketika sudah merasa tidak “asing” lagi, akan menjadi cerita yang indah buat anak-cucu kelak.

Tidak Terasa juga bahwa ternyata sudah lebih dari setahun saya mengarungi hidup dalam ketidakjelasan dan keluntang-lantungan. rasanya waktu terlalu cepat berlalu, Kenapa sang waktu tidak mencoba untuk berhenti sesaat? Menunggu hidup saya dalam kejelasan. Ahh.. si waktu tidak akan pernah berhenti bung, dia sibuk aja berjalan terus.   

Hidup dalam ketidakjelasan menjadi makanan hari-hari saya dalam setahun terakhir,  sibuk berpindah dari satu atap ke atap lain, dari satu kota ke kota lain, sibuk melakukan apa yang disenangi hati, tanpa berpikir dompet yang semakin hari semakin menipis, umur juga yang ternyata makin hari makin tua juga, kirain akan tetap muda selamanya. Dan sialnya kenapa badanku semakin kurus aja akhir-akhir ini? Hanya mencoba menghibur diri dengan berkata “ ini Otot semua loh”, padahal emang iya sih, otot semua.

Dalam perencanaan hidup juga seperti ini, sekarang sibuk buat satu rencana, seminggu kemudian memikirkan rencana lain, rencana yang satu belum rampung, rencana yang lain sudah muncul.  Akhirnya rencana tinggal rencana, satupun belum ada yang terealisasi hingga saat ini, entah kapan semuanya dimulai.
Sejujurnya saya tidak pernah berpikir bahwa hidup saya akan masuk dalam fase ini, fase dimana saya sedang terjebak di dalamnya. Dulunya saya bermimpi bahwa hidup saya akan senang dari lahir sampai mati, tertawa sepuasnya sepanjang hidup, melakukan apa yang saya suka, menyukai apa yang saya lakukan. Nyatanya saya harus mencoba tinggal ditempat yang sebenarnya jauh dari kata kota ideal, mencoba menikmati macetnya, menikmati panasnya, menikmati melihat berbagai macam rupa orang yang berkeliaran, menikmati waktu-waktu yang habis diperjalanan, menikmati aroma tubuh mereka. Tapi sudahlah, tidak ada yang perlu disesali, karna kalau dilihat dari sisi positifnya, kota inipun telah banyak mengubah hidupku. Mengubahku menjadi orang yang lebih gigih dan membentukku menjadi petarung sejati.  
Hanya mencoba untuk menikmati fase ini,  Berharap  kabar baik akan datang secepat superman ganti celana dalam.

Tidak bisa dipungkiri juga bahwa kota ini telah membukakan mata saya yang dulu cipit.  Kekuatan Mata saya sudah kembali pulih. Pertanyaan saya yg akhir-akhir ini sering muncul, kenapa saya dulu tidak melakukan ini dan itu? kenapa ini dan itu-nya baru terpikirkan sekarang? Dari mana saja sih si ini dan itu itu?  Akhirnya sayapun mengerti jawabannya setelah mengalami ini dan itu. Ini-ini, itu-itu.

Tapi apapun kondisinya tetap tidak ada kata menyerah, lagipula sayapun belum mengerahkan sepenuhnya kemampuan terbaik saya, tetap berusaha lebih keras daripada orang lain lakukan. Dia yang kutunggu-tunggu pasti akan segera datang, Dan ketika dia datang, akupun sudah siap.

Tidak lupa bahwa segala sesuatunya sudah Dia direncanakan, Sosok yang sering terlupakan olehku, sudah lama rasanya saya tidak berbicara dengan Dia, lama tidak memuji Nama-Nya yang keren itu. sangat tidak  beralasan untuk melupakan Dia dalam setiap rencanaku,  ga heran suatu minggu sore, ketika sedang mengikuti sebuah ibadah di salah satu gereja, ada sebuah lagu yang membuat saya menitikkan air mata, kata-katanya bener-bener sangat menyentuh, rasanya lyric lagunya begitu dalam menusuk tulang dan sumsum, bener-bener memberikan kekuatan, harapan dan kesegaran yang baru. Lyricnya seperti ini;

Bilaku-Frangky Sihombing

Bagai Bapa melindungi anakNya di dalam bahaya
Begitulah Engkau Tuhan bagiku
Tak’kan pernah tinggalkan diriku

Bilaku bersama-Mu, bilaku di dalam-Mu
Bila Kau dipihakku siapa Lawanku
Di dalam dunia ini tiada seperti-Mu
Tiada kutakut untuk selamanya

Gelap malam lembah kelam yang ada di dalam hidupku
Tak’kan lagi menggetarkan hatiku
S’bab Kau Tuhan kekuatan di dalam hidupku

Ketika membaca lyricnya mudah-mudahan anda juga mengalami apa yang saya alami, bukan sulap dan bukan sihir, klo anda merasa punya pengharapan kembali. Jangan salahkan saya ketika tiba-tiba anda merasa lebih kuat dan bersemangat kembali untuk mengejar Bis di kota metropolitan yang sempat meninggalkan anda. 

*#sudut Jakarta yang semakin seksihh#*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar