Jumat, 18 November 2011

Sorga dunia si Ganang Kera sang Bintang Lima

Sebuah perjalanan hidup sang legenda yang lupa dicatat dalam Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa atau disingkat PSPB, Dulunya  di ajarkan oleh ibu boru Sinaga di SMP HKBP Parapat, kalau di Sekolah lain mungkin Ibu Silaban yang turut ambil bagian dalam mengajarkan dari mata pelajaran sejarah, olahraga, kesenian, bahasa indonesia sampai kepada PSPB ini.

Jaman dahulu kala sebelum nusantara bersatu, sebelum listrik masuk desa, sebelum program KB diluncurkan, dan sebelum SBY jadi presiden,  hiduplah seorang wanita bernama si Ganang Kera Sang Bintang Lima di suatu kampung yang bernama 40th. Si Ganang Kera benar-benar terlahir sebagai seorang wanita tulen, tidak ada keanehan pada saat kelahirannya, semuanya terlihat begitu normal, lahir pada saat sudah bukaan sepuluh, tepatnya malam hari, dibantu oleh  bidan desa yang setengah baik itu. kelahirannya tidak di sertai sedikitpun hal yang berbau kemistisan. Bahkan beberapa hari setelah lahir, dia diperlakukan layaknya bayi yang baru lahir pada umumnya di desa tersebut. dihangatkan oleh tungku api dari kayu bakar, minum soup dari daging ayam kampung atau biasa di panggil manuk jabbe berwarna putih  dicampur daun bangun-bangun, dan dibungkus oleh kain lapin berwarna putih bersih.
Tidak lupa artis Kampung bernama Minder (adek kandung si JAnggereng) menyambut kehadirannya dengan goyangan aduhai disertai senandung lagu “kotek-kotek” yang dimulai dari anak ayamnya yang sembilan ekor mati satu-satu sampai anak ayamnya mati semua.

Tidak ada sedikitpun tanda-tanda keanehan sampai si Ganang Kera umurnya beranjak sekitar 4 tahun. Sedikit demi sedikit cerita kelegendaan si Ganang Kera mulai tersohor dari satu desa ke desa yang lain. Dia bertumbuh sebagai wanita, tetapi ternyata nyali dan kemampuannya melebihi keberanian  seorang pria sejati sekalipun. Jelas aja pamor kelegendaan si Akon (baca; Aken) lambat laun memudar  oleh karna kebangkitan calon legenda baru ini. Sebenarnya sungguh tidak adil bagi si Akon untuk membandingkan antara Si Ganang Kera dengan dirinya,  Faktanya si Aken tidak akan mampu bersaing dengan dia selama si Akon hanya bertumpu sama perut besarnya. Akon seharusnya turut berbangga oleh kehadiran Fenomena baru di Kampung 40th ini. Kalau Kelegendaan si Aken hanya dikarenakan Badan dan perutnya yang besar, bahkan mungkin manusia terbesar yang pernah lahir di kampung 40th, Si Ganang Kera Jauh melebihi  sekedar pencapaian tersebut.

Kita tidak  sedang membicarakan kisah seorang bocah pemanjat Tower sutet di Jakarta bernama Fitri “spiderkid” . berita itu terlalu berlebihan menurut saya, jika dibandingkan dengan kisah si Ganang Kera. Kemampuan Fitri Spiderkid masih jauh dibawah ketek si Ganang kera dalam hal panjat-memanjat.

Mungkin semua orang bertanya-tanya, apa makna dibalik nama Si Ganang Kera Ini? tentu saja selalu ada kolor di balik rok, betul? demikian juga dengan ada alasan kuat dibalik namanya yang kurang keren itu. Nama si Ganang Kera di sematkan kepada dia sebagai bentuk penghargaan dari warga atas kemampuan dan keahliannya  yang luar biasa dalam hal memanjat.  apa saja yang mustahil untuk di panjat, yang bahkan seekor kera-pun sudah enggan memanjatnya, tinggal panggil si Ganang Kera maka semuanya akan beres dalam sekejab. Tak peduli seberapa besar dan tinggi, ketika ada kebutuhan untuk memanjat maka dia akan segera memanjat pohon tersebut dalam sekejab mata.

Segala bentuk pohon sudah ditaklukkan si Ganang Kera, mulai dari Pohon Jambu milik si Lamsing (salah satu pohon yang rutin menghasilkan buahnya bagi kebutuhan anak-anak setempat). Pohon jambu yang lumayan tinggi.  jadi  tidak salah lagi bahwa dia adalah seorang pahlawan bagi anak-anak melalui pohon jambu ini, ketika ada seorang anak  kecil menangis, si Ganang Kera akan dengan senang hati memanjat pohon jambu dan memberikan buahnya kepada anak-anak yang sedang menangis.  Jadi dia benar-benar seorang pahlawan bagi anak kecil, sekaligus musuh bagi si Lamsing yang selalu mendapati buah jambunya habis di garap si Ganang Kera.

Setiap orang yang punya pohon kemiri, si Ganang Kera juga dipastikan menjadi pahlawan buat mereka.  Daripada didahului orang lain memetik buah kemiri, pemilik  lebih baik meminta bantuan sang Ganang Kera untuk mengambil semua buah kemiri yang sudah dianggap cukup matang, hal ini dilakukan sebagai antisipasi terhadap  para maling yang berusaha mencuri buah kemiri tersebut. Jangan harap batang kemiri yang dipanjat hanya satu-dua pohon, semua pohon kemiri yg ada di kampung 40th  yang jumlahnya ratusan sudah merasakan pelukan eh maksudnya panjatan si Ganang kera. Ga heran si Ganang Kera bisa Jual kemiri ke Agen terkenal “Oppung Ciko”, sekalipun dia tidak punya pohonnya.

Pada musim durian juga seperti itu, maklum di kampung 40th salah satu penghasil durian paling enak di daerah tersebut. Semua pohon durian dipanjat dan digoyang si Ganang Kera. Ga salah lagi, dia seorang pahlawan bagi warga setempat.  Pohon Beringin, Hariara, dan pohon Pinus adalah korban dari keganasan si Ganang Kera, tidak satu dari pohon itupun terlewatkan tanpa merasakan panjatan si Ganang Kera. Jangankan pohon, Truk pengangkat kayu besar sekelas Lojing Gandengan aja dipanjatnya, apalagi hanya  pohon, kecillah buat dia.

Si Ganang Kera Juga selalu terlibat dalam semua permainan anak-anak setempat, mulai dari permainan yang seharusnya khusus pria dan permainan campuran pria-wanita dia selalu ambil bagian didalamnya. Permainan kebanggaannya adalah permainan SemberElang (permainan yang kejar-kejaran sampai objek tertangkap)  dan Petak umpet. Dia adalah orang yang selalu menyelesaikan permainan lebih awal sekaligus membuyarkan semangat para pemain. karena sekali dia sembunyi tidak akan ada satupun dari antara teman-temannya yang mampu menemukan keberadaannya, entah dimana dia bersembunyi, hanya Tuhan dan Si Ganang Kera Yang tau. Yang pasti sepanjang sejarah permainan itu (yang hampir setiap hari dimainkan) tidak pernah sekalipun dia bisa ditemukan.


Trus bagaimana dia di juluki bintang lima?  Yang pasti bukan karna dia punya hotel bintang lima atau punya tato di punggung berbentuk bintang, bukan sama sekali.
Satu-satunya hal yang membuat dia dijuluki bintang lima dikarenakan bisul yang mengerogoti tubuhnya, entah bagaimana dulu bisul itu muncul, yang pasti bisul-bisul tersebut menyerang si Ganang Kera tanpa memandang tempat, dari mulai bagian tubuh yg terbuka sampai pada bagian tubuh yang paling ditutupi, semua terkena bisul. Anehnya sekalipun dia bisulan sama sekali tidak mungurangi niatnya untuk menyalurkan hobbynya memanjat. Dari hobbynya inilah tempat bisul bahkan yang paling tersembunyi ini ditemukan oleh teman sepermainannya yang cowok. ternyata di bagian ehem-nya tak luput dari serangan bintang lima. Jadilah dia dijuluki si Ganang Kera Sang Bintang Lima. Ditemukan oleh para pria setempat.

Seiring dengan berjalannya waktu, si Ganang Kera Sang Bintang Lima beranjak dewasa, tiba saatnya untuknya dan teman-teman se-permainannya untuk merantau dan melanjutkan hidup. Sudah cukup lama kedatangannya ditungu-tunggu, entah dimana dia kini berada. Yang pasti sejarah Si Ganang Kera Sang Bintang Lima tidak akan pernah dilupakan, Dia yang membuat kampung 40th menjadi hidup dan bergairah. Sejak kepergiannya, kampung 40th serasa sepi, tanpa kreatifitas dan tanpa gairah. Banyak kenangan tidak terlupakan yang akan membuat setiap warga 40th tersenyum lebar ketika mengingat kembali namanya yang tersohor itu. Tak terkecuali AKAMBRI (anak kampung Bringin) dan Parsosor (pusat Ambacang dari segala rasa berada).

Salam hangat dari si Ojak, si Kendes , Simulatua dan si Leo!!!











Jangan tersinggung apalagi Marah!!!
Tulisan ini hanyalah sebuah kisah  fiktif belaka tentang petualangan Si Ganang Kera  Sang bintang Lima di suatu desa yang mirip sebuah surga di dunia, persamaan nama dan tempat hanyalah kebetulan belaka, semoga  menghibur dan membuat kita sama-sama mengingat sejarah kampung kita masing-masing!!
Hidup PSPB!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar