Selasa, 09 Agustus 2011

Ketungiran Tugas Akhir


Tahun pertamaku masuk kuliah seingatku hanya enam kali  hadir di kampus dalam setahun. Alhasil Ujian semesterpun lewat begitu saja tanpa pernah terlibat jadi peserta.  Jadi setahun pertama bahkan aku tidak mengenal satu orangpun teman sekelasku. Gimana mau kuliah, hari pertama masuk sudah berantam sama senior.  
Lebih gila lagi si Bobi teman saya, dia baru masuk kuliah pada tahun ketiga. Jadi kami saling mengenal sambil menatap bingung pada tahun itu. Kami mulai kuliah di saat teman yang lain sudah ada beberapa orang yang mulai mengajukan skripsi..geloo!!

Teringat perjuanganku yang tanpa keringat dalam menyelesaikan tugas akhir semasa kuliah. Sebenarnya judul yang kuajukan sudah lama di approve oleh dosen, tapi  berhubung karna malas memulai, akhirnya hanya Bab satu lah yang mampu saya persembahkan selama setahun.

Sialnya ketika tiba giliran serius untuk mengerjakan tugas akhir, itupun hanya karena merasa tertantang dengan sindiran seorang teman. Ternyata format dalam penyusunan tugas akhirpun telah berubah. Yang tadinya hanya mengajukan beberapa judul yang di anggap layak untuk di teliti, sedangkan pada saat itu harus mengajukan minimal sampai Bab 2.  Mampus aku,  mau tidak mau, aku harus menghabiskan beberapa waktu lagi sambil memelas otak untuk  menemukan judul yang tepat plus mengerjakan sampai bab 2..sial bener nasip pemburu ijasah sarjana ini.

Pagi-pagi sekali bahkan sebelum ayam merokok, Dengan semangat 45 saya pergi  ke arah Padalarang untuk mencari perusahaan sebagai penyedia data  penelitianku nantinya. Setelah menanyakan beberapa perusahaan hampir semua menolak dengan alasan yang sama pula “Sedang ada perubahan managemen”, jawaban paling gak bermutu yang pernah kudengar.  
Capek deh, Siapa suruh perusahaan anda managemennya berubah? Kambinglah, kalian yang berubah, jadi skripsi aku pula yang terbengkalai, Demikian kira-kira kutukan sederhana yang ada dipikiranku pada saat itu. Akhirnya semangat 45 ku pun runtuh di  gantikan dengan semalas 54.

Ajaibnya jawaban managemen perusahaan tungir itu menimbulkan  kreatifitas yang begitu hebat dalam otakku, Yang bahkan tidak pernah dipikirkan oleh dunia sebelumnya. Akhirnya tanpa diperintah otak penipu sayapun seolah-olah unjuk gigi menunjukkan keahliannya.  Berhubung perusahaan tidak mendukung anak cerdas indonesia yang ingin maju, sayapun memilih untuk mendukung diri saya sendiri dengan tetap meneliti perusahaan walau tanpa permisi. Terkadang memang tidak selamanya butuh ijin, Saya mau berjalan dengan cara saya sendiri.

Dikarenakan deadline untuk sidang selanjutnya tinggal dua bulan lagi,  sayapun harus menemukan cara untuk mengatasi masalah sederhana ini. Akhirnya saya pergi ke suatu perusahaan berharap otak penipuku bisa berkreasi disana, hal ini penting untuk tau lokasi perusahaan, siapa tau suatu saat ditanyakan dosen.  Selain karna saya butuh logo perusahaan juga untuk membalas surat yang dikirimkan oleh kampus.  Dasar memang waktunya tepat sekali, seorang tentara sedang menjembut istrinya yang kerja di perusahaan tersebut. Karna aku ada maunya, si tentara ku gombal sebentar (walaupun rada-rada ngeri juga menggombal tentara yang bermuka sangar dan berbadan tegap), setelah aku mendapatkan hatinya (hal ini terlihat dari tatapan matanya yang bagaikan mata seekor kelinci yang terpojok) akupun meminta dia masuk ke dalam perusahaan untuk mengambil sesuatu yang ada logo perusahaannya. Akhirnya dengan sangat semangat (karna tlah kupuji dia habis-habisan) , si tentara masuk dan luar biasa dengan bantuan yang maha kuasa ….dia mendapatkan logo yang kuinginkan terpampang di sebuah kop surat.  trimakasih brother ten(tara), atas pertolonganmu waktu itu. Balasan dari kebaikanmu pasti akan kau dapatkan kelak.

Proyek selanjutnya adalah scan logo perusahaan, lalu buat stempel yang harga 35 ribu di daerah ABC, data-data palsu diolah sedemikian rupa, dan akhirnya sebulan kemudian skripsikupun selesai (skripsi tercepat di dunia). Saatnya untuk mengajukan sidang.
Dan aku baru saja menyadari ketika membaca syarat-syarat sidang,kalau  ternyata aku tidak memenuhi syarat untuk mengikuti sidang karna masih ada satu mata kuliah yang belum lulus, persisnya nilai E. tidak habis ide, sayapun pergi untuk negosiasi dengan dosen yang bersangkutan.  Hasilnya dengan sekilo jeruk plus sekilo apple (kurang lebih hanya menghabiskan duit 20 ribu), Nilai saya yang tadinya E berubah ke B hanya dalam waktu sekejab. Ajaib memang!!

Ketika sidang, dosen penguji pertama lewat dengan hasil yang memuaskan. Tiba giliran dosen tungir, yang ga salah lagi  paling kubenci dari semua dosen yang ada di jagat raya ini. dia bertanya beberapa hal, kujawab dengan sempurna. Sampai tiba giliran dia bertanya tentang direktur perusahaan yang saya pura-pura teliti, yang ternyata sahabat lamanya;  
“direktur PT titik-titik masih bapak titik-titik ga?” oh my got,,,,ternyata dia kenal, mampus aku. Beruntung si otak kecil tapi encer ini banyak diisi tipu muslihat dan sarat pengalaman menipu,  dengan cepat aku menjawab “oh tidak pak, sekarang sudah di ganti dengan Ibu Ida Purnamasari, tepatnya tanggal 22 februari 2006 mereka  mengadakan perubahan manajemen dan ibu Ita terpilih sebagai direktur yang baru. (padahal entah siapa ibu Ida purnamasari itu, dan bagaimana bisa tiba-tiba muncul di kepalaku?)
memang otakku sudah dirancang dengan baik cara menjawab pertanyaan jebakan semacam ini. Ada lagi pertanyaanmu dosen tungir?

Akhirnya sayapun lulus dan menjadi orang pertama yang menerima ijasah, sama juga inipun terjadi akibat dari hasil memarek dosen, saya bilang, saya sudah di terima di sebuah perusahaan jadi mungkin tidak punya waktu lagi untuk kembali ke kampus dalam waktu dekat. Alhasil bagian tata usaha sibuk mencetak ijasah saya satu-satunya, dan hanya ijasah saya yang mempunyai hak untuk dicetak lebih dulu.

Kabar kelulusan sayapun tersebar diantara teman-teman seangkatan, hampir semua dari mereka menunjukkan mosi tidak percaya. Bagaimana bisa lulus secepat itu? Adakah tips untuk kami? Saya hanya bilang; belajarlah dengan giat sambil berdoa minta kekuatan dari Tuhan, maka kelulusan akan menghampirimu. Demikian kira-kira kotbah terakhir saya di kampus, mudah-mudahan bermanfaat buat mereka.

Karna dosa-dosa diataslah mungkin yang membuat saya rada sulit menatap masa depan. Hal yang paling kubenci ketika kampus (untuk melanjutkan ke jenjang Master) atau lowongan kerja yang entah kenapa selalu melampirkan persyaratan IPK selalu membuat otot-otot saya jadi lemas seketika. Kenapa IPK itu begitu penting untuk negara ini?  Kenapa tidak uji kemampuan aja biar lebih adil, kalaulah memang tidak mampu ya tidak apa-apa, daripada hanya berdasarkan IPK yang tidak mewakili apapun. belum tentu IPK tinggi pasti pintar dan IPK rendah pasti bego. Contohnya saya, walaupun IPK kecil tapi saya pintar loh, serius aku, klo ga salah aku pintar kok.

Tulisan ini hanyalah merupakan pengalaman  pribadi seseorang, dan mohon jangan di laporkan ke kampus,  takutnya mereka meminta seseorang itu menjadi dosen tetap pengajar mata kuliah khusus penipuan.  Semoga bermanfaat..!!




2 komentar:

  1. selalu ada sebab akibat... ckckckckckck...
    HAHAHAHA!!

    BalasHapus
  2. -the NanNy- yoi,,karna itulah sebab yang mereka buat sehingga mereka menerima akibatnya..hahahhaha

    BalasHapus